Friday 17 February 2012

TEKNIK TES DAN TEKNIK NON TES

SEBAGAI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR

 A. TEKNIK TES

 Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu dengan yang satu dengan yang lainnya. Tidak ada dua individu yang persisi sama, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Senada dengan adanya perbedaan itu, maka perlu dicptakan alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, alat pengukur itulah yang disebut tes. Dengan alat pengukur tersebut orang akan berhasil mengetahui adanya perbedan individu. Karena adanya aspek psikis yang berbeda-beda yang dapat membedakan individu dengan ndividu yang lain, maka kemudian timbul pula bermacam-macam tes.> 1. Pengertian tes Secara harfiah, kata tes berasal dari kata perancis kuno: testum dengan arti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia (maksudnya dengan menggunakan alat piring akan dapat memperoleh logam-logam mulia yang nilainya tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan tes yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes” yang artinya ujian atau percobaan. Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungn dengan uraian di atas, yaitu istilah tes, testing, tester dan teste, yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Tes adalah alat pengukur prosedur yang dapat digunakan dalam pengukuran dan penilaian. Adapun dari segi istilah menurut Anne Anastasi dalam karyanya yang berjudul Psicologocal Testing, yang dimaksud dengan tes adalah dengan alat pengukur yang mempunyai standart yang obyektif sehinga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk menngukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Adapun menurut lee j. crobach dalam buku yang berjudul Esential of Psikhologikal Testing, tes merupakan prosedur yang sistematik untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Dari devinisi-devinisi tersebut diatas kiramya dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan yang dimaksud dengan tes adalah (cara yang dapat dipergunakan)atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam pengukuran dalam rangka penguran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) atau atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh teste, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tingkah laku atau prestasi teste: nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai dengan nilai standart tetentu. 2. Fungsi tes Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes yaitu: a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. 3. Pengolongan tes Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes dilakukan. a. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan belajar peserta didik. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat perkembangan pebelajr peserta didik, tes dapat dibedakan menjadi enam golongan, yaitu : 1) Tes seleksi, 2) Tes awal 3) Tes akhir, 4) Tes diagnosis, 5) Tes formatif dan 6) Tes sumatif.
 1) Tes seleksi Tes seleksi dikenal dengan istilah Ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan mahasiswa baru, dimana hasil yang digunakan untuk memeilih calon peserta didik yang tergolongg paling baik dari sekian banyak yang mengikuti tes.

2) Tes awal Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-tes. Tes jenis ini dilaksanankan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal aadalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalanya dibuat yang mudah-mudah.

 3) Tes akhir Tes akhir sering dikenal dengan istilah post tes. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah seua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai denga sebaik-baiknya oleh peserta didik.

 4) Tes diagnosisis Tes diagnosis (diagnosis Test) adalah tes yang digunakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Denggan diketahuinyajenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes diagnosis juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pernyataan “apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerma pengetahuan.

 5) Tes formatif Tes fomatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah perserta didik “telah terbentuk “ (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah di tentukan) setelah mengikuti proses pembelajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan ditengah-tengah pelajaran program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir atau dapat diselesaikan tes ini biasanya disebut dengan “Ulangan Harian”. Tindak lanjut yang perlu dilakukan dengan dengan diketahuinya hasil tes formatif adalah: a. Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru. b. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum melanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik. Tujuan dari tes formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajran.

 6) Tes sumatif Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang di laksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis semua siswa memperoleh soala yang sama. Butis-butir dalam soal ini lebih sulit dan lebih berat dari pada tes formatif. Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Ditilik dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap tes setidaknya dapat dibedakan menjadi lima diantaranya:
a. Tes intelegensi yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
 b. Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat kusus yang dimiliki oleh testee.
 c. Tes sikap, yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisprosisi atau kecenderungan seseoranng untuk melakukan suatau respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
 d. Tes kepribadian, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriyah seperti gaya bicara, cara bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan dan laian-lain.
e. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes percapaian (archievment test), yakni test yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar dapat didefinisikan sebaga cara (yang dapat dipergunakan) tau prosedur (yang dapat di tempuh) dalam rangka pengkuran dan peneilaian hasil belajar yang berbentuk tugas dan serangkaian tugas baik berupa pertanyaan atau soal yang harus dijawab.

B. TENIK NON TES
Pada pembahasan diatas telah dikemukakan bahwa kegiatan “mengukur” atau melakukan pengukuran adalah merupakan kegiatan kegiatan yang paling umum dilakukan yang mengawali kegiatan evaluasi dalam penilaian hasil belajar. Pembahasan diatas bukan merupakan satu-satunya eknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar. Sebab masih ada teknik yang lain yaitu teknik non tes. Dengan teknik ini penilaian peserta didik dapat dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), wawancara (interview), menyebarkan angket, memeriksa dokumen-dokumen. Teknik non tes ini memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik

0 komentar:

Post a Comment

 
Design Downloaded from Photoshop Patterns | Free Backgrounds