Ulil Blog

Selamat datang, semoga bermanfa'at.

Ulil Blog

Selamat datang, Semoga bermanfa'at.

Ulil Blog

Selamat datang, Semoga Bermanfa'at.

Ulil Blog

Selamat datang, Semoga bermanfa'at.

Ulil Blog

Selamat datang, semoga bermanfaat.

Wednesday, 23 May 2012

OLIGOPOLI

DOWNLOAD POWER POINT OLIGOPOLI disini

Monopoly

Perusahaan dikatakan monopoli jika . . . Perusahaan menjadi satu satunya penjual di pasar. Produk tidak memiliki pengganti / substitusi donwload power pointnya disni

peran guru

Pandangan stereotip mengenai guru adalah orang yang berpengatahuan yang menyebarkan informasi pada sekelompok orang yang lapar akan pengetahuan. Kelompok tersebut sering kali dipandang sebagai orang yang pasif, dan aktifitas utamanya dalam lingkungan pembelajaran membutuhkan adanya seorang guru yang menjelaskan atau menceritakan pada siswa apa belum mereka ketahui. Namun, banyak pendidik setuju bahwa pandangan ini terlalu sempit dan aktifitas “menjelaskan” tersebut hanyalah salah satu dari sekian banyak strategi yang dapat diterapan oleh guru. Untuk mengawali kajian kata mangenai peran-peran berbeda yang dimainkan oleh guru diantaranya:
1. Mendorong pertumbuhan dan prestasi Dalam sekenario pengajaran, beberapa peran guru yang telah dijalankan ibu warner, dan peran-peran tersebut sering kali dijumpai dalam bentuk dualisme yang saling berlawanan. Contoh dengan mengadakan pusat-pusat pembelajaran interaktif, ibu warner berharap dapat mendorong pertumbuhan sosial dan emaosiaonala pada siswa, sementara strategi pengajaran yang dia jalankan untuk memfasilitasi pemahaman-pemahamman siswa mengenai makanan-makanan yang sehat dan tidak sehat mendorong perolehan dan internalisasi pengetahuan. Sehingga dalam aktifitas yang khusus ini, ibu warner memiliki dua tujuan pengembangan pertumbuhan sosial dan emosional, dan perolehan pengetahuan. Intelektual siswa merupakan tujuan-tujuan utama yang hahrus dicapai oleh seorang guru sebagai salah satu peran terpenting mereka sebagai pendidik professional. Secara sosial, ibu warner meminta pada siswa untuk saling berinteraksi di pusat-pusat pembelajarannya, yang didalamnya siswa berkerja sama untuk menyelesaikan bagan/diagram mereka. Sedangkan pusat dimana ibu warner berpartisipasi ngan siswanya difokuskan pada aktivitas-akativitas kognitif. Dualisme disini dan didalam aspek-aspek pengajarannya lain bukan sekedar situasi, tetapi merupakan prioritas. Pertanyaan umum yang dihadapi oleh seorang guru adalah, komponen pertumbuhan siswa apa yang merupakan tujuan terpenting yang harus dicapai dalam institusi-institusi sekolah umum? Apakah pertumbuhan intelektual-intelektual atau pertumbuhan akademik atau pertumbuhan emosional sosial? Selain dijelaskan dalam bentuk-bentuk apa yang seharusnya juga didasarkan pada gudang pengetahuan yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan peradaban, atau seharusnya pengajaran kita fokus dalam membantu siswa dalam berinteraksi secara lebih baik lagi dengan teman-teman mereka untuk meningkatakan harga diri dan prestasi akademik dan menyediakan untuk menngembangkan pertemanan Peran utama seorang guru adalah memfasilitasi pembelajaran siswa, yang secara luas dijabarkan, dengan berbagai cara. Hal ini kemudian melahirkan suatu pernyataan fundamental: bagaimana kita belajar? Kita belajar dengan cara berbeda-beda, mulai dari pembelajaran eksperiential (pembelajaran berbasis pengalaman). 2. Kontruktivisme dalam kelas Meskipun pandangan radikal mengenai kontruksisvisme ini begitu deapresiasi oleh para akademisi, pandangan tersebut seringkali gagal menerjemahkan atau menerapkan realitas-realitas praktis yang dapat dihadapi guru dalam ruang kelas saat ini. Meskipun banyak bukti mengidikasikan bahwa para pembelajar sesungguhnya membangun pemahaman, tidak semua bentuk pemahaman abash/valid seluruhnya, dan ada sebuah realitas yang bebas dari pemahaman individu. Jika hal ini tidak benar , para guru akan memiliki peran kecil dalam penddidkan, dan akibatnya, kontruksivisme akan muncul begitu saja. Tentu saja, kondisi ini tidak sesuai dengan kenyataan bahwa para guru saat ini makin dibebani oleh ttangguh jawab untuk memfasilitasi perolehan pengetahuan kognitif konkret yang diukur berdasarkan penilaian-penilaian terstandarisasi dan berpatokan tinggi. Lingkungan pembelajaran kontruksivis mengutamakan dan memfasilitasi peran aktif siswa. Lingkungan kunjungan pembelajaran kontruktivis mengutamakan mengubah fokus dari penyebaran informasi oleh guru, yang mendorong peran pasif siswa, menuju otonomi dan refleksi siswa yang mendorong aktif siswa. Strategi-strategi pembelajaran aktif menganjurkan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang didalamnya siswa diberikan otonomi dan control yang luas untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang meliputi pemecahan masalah, berkerja dalam bentuk kelompok kecil, pembelajaran kolaboraatif, kerja investigative dan pembelajaran eksperimental . Sebaliknya aktivitas-aktivitas pembelajaran pasif, yang didalamnya siswa hanya dalam aktivitas mendengarkan (listening). apa yang dikatakan oleh guru dan tak jarang merka diberi penyataan-pernyataan yang kurang berkualitas. Pergeseran paradigma pembelajaran kontruktivis ini didasarkan pada gagasan bahwa secara alamiah pada pembelajaran sebenarnya sudah memiliki sifat aktif dan rasa ingin tahu, yang kedua sifat ini kemudian menjadikan metode ceramah (lecture) dan buku ajar (textbook) bukan sebagai penekanan utama dalam pengajaran kelas. Pergeseran semacam ini bukan berarti bahwa tidak perlu menjelaskan pada siswa. Sebaliknya ia justru menyiratkan bahwa kita seharusnya curiga mengenai seberapa banyak pemahaman dari penjelasan-penjelasan yang telah kita berikandan sejauh mana rekaman/catatan mereka tentang pengetahuan tesebut. Menyakini bahwa para pembelajar membangun dari pada sekedar mencatat , merekam pemahaman memiliki implikasi yang penting pada cara-cara kita mengajar. Selain beberapa peringatan yang telah dirinci sebelumnya, sebagai para pendidik, kita seharusnya melakukan hal-hal berikut: a. Menyediakan berbagai b. macam contoh dan repesentasi materi pelajaran pada para pembelajar. c. Mendorong tingkat interaksi yang tinggi dalam pelajaran kita. d. Menghubungkan materi pelajaran dengan duia nyata. Meskipun tidak ada satupun teori kontruktivis yanga memerinci hal-hal berikut ini, banyak pendekatan kontruktivias yang merekomendasikan a. Lingkungan-linngkungan pembelajaraan yang menantang dan rumit, dan tugas-tugas yang autentik. b. Negoisasi sosial dan tanggung jawab bersama sebagai bagian dari bagian dari pembelajaran. c. Representasi-representasi materi pelajaran yang berganda. d. Pemahaman bahwa pengetahuan (dapat) dibangun. e. Pengajaran yang berpusat pada siswa. Selain kontruksivisme yang berpusat pada siswa memiliki fokus atau perhatian yang beragam. Pertama, saat membangun pemahaman mereka mengenai suatu materi pelajaran, mereka mengmbangkan perasaan personal bahwa pengetahuan adlah milik mereka (mereka memiliki pengetahuan) kedua, pemusatan siswa menekankan adanya penelitian dan pembelajaran berbasis masalah dan kerja kelompok. Aktivitas-aktivitas pemecahan masalah dalam kelompok dalam ruang kelas semacam ini beserta dengan komponen-komponen teori-teori kontruktivis lain yang berpusat pada siswa. Teori-teori kontruktivis mengenai pembelajaran juga dipengaruhi oleh piaget (1952-1959) dan teori-teori pembelajaran sosialnya Vygotsky. Kajian pieget fokus pada pengalaman-pengalaman individu-individu langsung yang menggerakkan pembelajaran secara berurutan pada periode waktu tertentu untuk membangun periode waktu untuk membangun penngetahuan perceptual, konkret, dan pada akhirnya abstrak. Kajian sosial vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dala tugas-tugas pembelajaran. Para pembelajaran meningkatkan meningkatkan peikiran mereka sendiri dengan sikap terbuka pada pandangan-pandangan dan wawasan-wawasan orang lain. Salah satu strategi pembelajaran kerja kelompok yang paling umum diimplementasikan adalah pembelajaran kooperatif yang didalamnya guru berperan dalam mendorong pembelajaran dengan menekankan pada kerja tim/kelompok sebagai lawan dari pendekatan koopetitif dalam pembelajaran. Dengan peran ini guru dapat sekali lagi memfasilitasi usaha siswa untuk mengontruksi pengetahuan.
3. Memotivasi siswa
Peran guru yang penting dalam mendorong pembelajaran siswa adalah meningkatkan keinginan siswa atau memotivasi untuk belajar. Untuk melakukan tugas ini, anda perlu memahami siswa-siwa anda dengan baik agar nantinya anda mampu menyediakan pengalaman-penganlaman pembelajaran, yang darinya siswa akan menemukan sesuatu yang menarik, bernilai, dan secara intrinsic memotivasi, menantang, dan berguna bagi mereka. Semakin baik anda memahami siswa anda, memahami minat-minat mereka, dan menilai tingkat-tingkat keterampilan mereka, maka semakin efektif anda bisa menjangkau dan mengajari mereka.dan menilai tingkat ketrampilan mereka, maka semakin efektif anda bisa menjangkau dan mengajari mereka. Salah satu peran terpenting seorang guru adalah menyakinkan pada siswa bahwa kita terlibat bersama mereka disetiap tantangan dan berada “dalam sudut mereka” disetiap hal. Hal ini tentu saja membutuhkan strategi-strategi organisasional dan personal yang fokus pada nilai dan kekuatan motivasi intrinstik dan dampak positifnya pada prestasi akademik siswa. Sulit bagi siswa untuk berhasil jika mereka kekurangan motivasi untuk tetap fokus pada tugas-tugas yang menantang. Para guru peru mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini untuk mendorong siswa fokus pada hasil pembelajaran yang diinginkan: a. Mempertemukan kebutuhan-kebutuhan dan minat-minat. b. Memusatkan tingkat-tingkat concern/ perhatian. c. Memfasilitasi tanggapan atau kesadaran terhadap usaha-usaha yang masuk akal. d. Memusatkan kemungkinan akan kesuksesan. e. Menyediakan pengetahuan langsung atas hasil yang diperoleh. Selain itu, strategi-strategi organisasional yang menuntun pada peningkatan keterlibatan siswa mensyraratkan adanya pembuatan kurikulum yang berguna dan menarik, penyediaan pengalaman-pengalaman dan materi-materi pembelajaran yang sesuai, dan pengalokasian waktu yang cukup untuk meningkatkan kesempatan-kesempatan siswa mempertinggi harapan-harapan mereka yang bertambah motivasi yang mereka dapatkan untuk mempertahankan dan mengupayakan tugas-tugas lain, penelitian menunjukkan bahwa motivasi merupakan variabel yang kuat dalam proses pembelajaran, bahkan boleh jadi merupakan variaabel yang lebih penting dari pada kemampuan. Meskipun keterlibatan merupakan komponen penting dalam memotivasi atau menarik siswa, strategi-strategi organisasional guru seharusnya juga pada dukungan struktur dan ekonomi. Dengan menciptakan stuktur-stuktur internasional ruang kelas yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa, para guru seharusnya fokus pada dukungan stuktur etonomi. Dengan menciptakan stuktur organisasional ruang kelas yang meningkatkan keterlibatan siswa, para guru dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan mencukupi kebutuhan kompetensi mereka. Selain strategi organisasional, interksi guru dengan siswa merupakan faktor motivasional yang juga penting. Strategi-strategi organisasional, strategi-strategi pengajaran personal untuk meningkatkan motivasi memerlukan sikap tulus, positif, semangat, dan dan suportif dari seorang guru, selainn itu salah satu cara paling ampuh dalam mengomunikasikan minat sebagai guru adalah mendengarkan apa yang siswa katakan dan membiarkan mereka mengetahui bahwa kita menghargai pemikiran-pemikiran dan kontribusi-kontribusi mereka pada kelas. Pada akhirnya, humor dapat menjadi perrangkat yang mutlak dilakukan untuk mendodorong hubungan positif antara anda dengan siswa-siswa anda

Tuesday, 22 May 2012

IBNU RUSYD



A.    Hidup dan karnyanya

a)      biografi Ibnu rusyd
Ia adalah abul  walid Muhammad Bin Ahmad ibn Rusyd, kelahiran Kordoba pada tahun 502 H. dalam sejarah Andalusia Ibnu rusyd mengayam pendidikan bahasa arab, fiqih, kalam, dan kedokteran dari sejumlah guru hingga berusia 40 tahun, pada saat itulah, ibn Rusyd diperkenalkan kepada khalifah Abu Ya’qub Yusuf (al-Mansur) yang mempunyai minat besar terhadap karnya-karnya aristoteles, demikian penuturan ibn Thufail, dokter dan penasehat khalifah tersebut.
Setelah perkenalan itu, sang khlifah memerintahkan ibn Rusyd untuk menjelaskan kepadanya karya-karya aristoteles yang di pandangnya cukup pelik. Dalam hal itu pula, ibn Rusyd diangkatnya sebagai Hakim agama (Qadhy) di Seville pada tahun 1169. Pada tahun 1171, ibn Rusyd ditunjuk sebagai kepala Hakim di kordoba, dan pada tahun 1189, ditunjuk sebagai dokter istana Marakesh.
Ketika Al-Mansur itu menggantikan ayahnya pada tahun 1189, dukungan lembaga kekhalifahan pada ibnu rusyd terus berlanjut, namun akibat tekanan publik yang menguat nasib Ibn Rusyd kemudian berubah derastis, Mula-mula dia dibuang ke lucena, di kepulauan atlantik, pada tahun 1195. Lalu buku-bukunya dibakar di depan umum, dan ajaran-ajarannya tentang filsafat dan sains, kecuali kedokteran dan astronomi, dilarang disebarkan.[1]
Pengasingan ibnu rusyd, untungya, tidak berlanjut lama. Khalifah segera”berdamai dengannya dan mengizinkan untuk melanjutkan study filsafat,  pada tahun 1198 Ibnu Rusyd wafat  pada usia 72 tahun.

b)      Karyanya
Ibnu rusyd adalah ulama besar dan pengulas yang dalam filsafat Aristotales. Kegemarannya terhadap ilmu sukar dicari bandingnya, karena menurut riwayat, sejak kecil sampai tuanya ia tidak pernah terputus membaca dan menela’ah kitab, kecuali pada malam ayahnya meninggal dan dalam perkawinan dirinya.[2] 
Karangannya meliputi berbagai ilmu, seperti: fiqih, usul, bahasa, kedokteran, astronmi, politik, akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh ribu lembar yang telah ditulisnya. buku-bukunya adakalanya karangan sendiri atau mengulas dan meringkas filsafat Aristotales. Buku buku lain yang telah diulasnnya ialah buku karangan Plato, Iskandar Aprodisias, Plotinus, Geralinus, al-Farabi, ibnu sina, Al-ghazali, dan ibnu bajah, buku-buku yang penting diantaranya adalah:

1.      Bidayatul Mujtahid,ilmu fiqih, buku ini bernilai tinggi, kerena berisi tentan perbandingan mazhabi(aliran-aliran) dalam fiqih dengan menyebutkan alasannya masinng-masing.
2.      Faslul Maqal fi ma baina al-hikmati was Syari’at min al-ilttisal (ilmu kalam). Buku ini bermaksud untuk menunjukkan adanya penyesuaian antara filsafat dan syariat, dan sudah perna diterjemahkan kedalam bahasa jerman  pada tahun 1895 M oleh Muller, orientalis asal jerman.
3.      Manahij Al-adilah fil Aqaidi Ahl al-Millah(ilmu kalam) buku ini menguraikan tentang pendirian aliran-aliran ilmu kalam dan kelemahan-kelemahannya.
4.      Tahafut at-tahafut, suatu buku yang terkenal dalam lapangan filsafat dan ilmu kalam, dan dimaksudkan untuk memela filsafat dari serangan Al-ghazali dalam bukunya tahafut al Falasifah.[3]
Ibnu rusyd menolak menolak serangan al-ghazali terhadap filsafat, seraya mengatakan atas dua orang penafsir filsafat Aristotales yang dijadikan bulan-bulanan Al-Ghazali, yakni Al-Farabi dan ibn Sina. Dalam dua karnya lainnya ibnu rusyd menyerang teologi Al-Asy’ari. Isu paling krusial yang dibahas dalam kedua karya terakhir itu adalah ihwal hubungan filsafat dan agama. Bagi al-kindi Filsafat dan agama saling bersesuaian satu sama lain, sedangkan bagi Al-Farabi ataupun ibn Sina dalam beberapa hal saja keduanya selaras. Akan tetapi bagi Al-Ghazali pertentangan antara agama tidaklah dapat didamaikan.[4]

                       
B.     Pemikran Ibnu Rusyd
ibnu rusyd sebagai orang yang menyakini apa yang kia sebut “paritas kebenaran” menyatakan bahwa perbedaan antara agama dan filsafat sesungguhnya masih bias didamaikan apabila pertama-tama kita mau mematuhi ketentuan Al-Qur’an (QS Ali Imran (3) :7) yang dengan jelas membedakan antara ayat-ayat muhk[5]amat dan ayat mutasyabihat.
Bagi ibn Rusyd, semua kontroversi yang melibatkan para teolog dan filosof pada hakikatnya bermula dari ayat-ayat yang bermakna taksa(mutasyabihat). Kaum awam secara umum berpegang pada arti tersurat ayat-ayat tersebut. Kaum Asy’ariah mencoba menafsirkan abgiguitas ayat-ayat tersebut juga secara apa adanya, yang tidak jauh berbeda dari arti tersuratnya. Yang demikian ini, pada gilirannya, berimplikasi pada teori  bi la kaifa atau agnotisme[6] komparatif.


[1] Majid fakhry, sejarah filsafat islam, mizan, hal 107-108
[2] Ahmad hanafi ma, penngantar filsafat islam, PT bulan bintang, jakarta
[3] Ibid
[4] Majid fakhry, sejarah filsafat islam, mizan, hal 108
[5] Muhkamat: ayat tegas yang terkandung hukumnya. Sedangkan mutasabihat : yang               bemakna taksa atau ambigu
6 Agnotisme adalah bentuk skeptisme yang menyatakan bahwa esensi tuhan tidak dapat dibuktikan kebenarana atau kealahannya.

Sejarah Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi tidak diciptalkan secara mendadak tetapi ia berkembang melalui suatu proses yang panjang. Ilmu ekonomi dianggap sebagai satu disiplin ilmu baru mulai 1776, yaitu semenjak ditulisnya sebuah buku oleh seorang ahli ekonomi bernama Adam Smith, buku tersebut berjudul An Inguiry Into The Mature and Causes of the Wealth of Nations. Semenjak itulah Adam Smith oleh ahli ilmu ekonomi disebut sebagi bapak Ilmu Ekonomi. Sebetulnya penelaahan ekonomi sudah mulai dipelajari orang sejak Aristoteles (350 SM), namun penelaahan ekonomi pada waktu itu baru dipelajari pada tingkat yang sangat dasar, lebih bersifat filosofis. Kemudian pada tahun 1270, penelaahan ekonomi tersebut diusahakan untuk lebih dikembangkan lagi oleh Thomas Aquino dengn beberapa penambahan pemikiran yang bersumber dari buku injil.
Tahun1758, Fransois Quesnay mencoba menjelaskan lebih jauh , namun sampai disini perkembangan ilmu ekonomi belum sampai membentuk disiplin ilmu ekonomi. Sampai zaman ini ekonomi desebut dengan fisiokrat. Baru pada tahun 1776, munculah tokoh baru bernama Adam Smith yang berhasil mengangkat penelaahan ekonomi menjadi suatu disiplin ilmu ekonomi, semenjak itu ilmu ekonomi sangat banyak dirasa manfaatnya oleh manusia di dalam usaha mereka untuk meningkatkan arah hidup. Jadi perjalanan ilmu ekonomi melalui masa yang sangat panjang. Ilmu ekonomi berkembang terus , gagasan Adam Smith tersebut menjadi dasar bagi ahli ekonomi berikutnya, seperti Thomas Malthus, David Ricardo, dan John Stuart Mill. Ahli ekonomi ini disebut dengan ahli ekonomi Klasik. Tradisi klasik diteruskan dan dikembangkan oleh mazhab Austria dan dieteruskan oleh Leon Walras, Alfred Marshall pada tahun 1890-an. Tradisi klasik ini menelorkan perkembangan bagian teori ekonomi yang dekenal sebagai ekonomi mikro. Sisi lain dari perkembangan ilmu ekonomi yang berasal dari Adam Smith adalah cabang yang dikembangkan oleh Karl Marx dan dianut oleh negar-negara sosialis-komunis dan yang timbul belakangan di negara-negara yang menganut faham ekonomi liberal seperti golongan radikal atau golongan “New Left”. Pengertian tentang tradisi klasik yang menjadi sumber dari teori ekonomi mikro perlu benar-benar dicamkan karena pasti masih sering akan dijumpai. Depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1930-an melahirkan ahli ekonomi baru, yaitu John Maynard Keynes, dengan bukunya yang sangat terkenal : General Theory of Employment, Interest and Money yang menjadi dasar bagi perkembangan teori ekonomi Makro. Jadi perkembangan ekonomi Makro dimulai setelah terbitnya buku tersebut, berbeda dengan kelompok Klasik (yang mendasarkan pada bekerjanya mekanisme pasar), maka Keynes mendasarkan pada campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Perkembnagan keadaan ekonomi yang pesat dan rumit menumbuhkan beberapa masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh alat-alat yang sudah dikembangkan oleh Klasik maupun Keynes, seperti masalah stagflasi, ketidakpastian masa depan, dinamika ekonomi, dsb. Karena itu sesudah Keynes berkembanglah bebrapa tunas-tunas baru yang tidak sepenuhnya Klasik atau Keynesian seperti kelompok Post keynesian Economist kelompok Monetarists, kelompok Rational Exceptations serta kelompok yang menyangkut kebijakan ekonomi seperti kelompok Supply Side Economits.
B. Pembagian Ilmu Ekonomi Menurut tradisi, ilmu ekonomi di bagi menjadi ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Pengertian mikro maupun makro berasal dari bahasa Yunani. Kata ekonomi berasal dari kata “oikon” yang berarti rumah tangga dan “nomos” yang berarti kaidah atau aturan, sehingga kata ekonomi berarti kaidah-kaidah atau aturan yang menyangkut rumah tangga. Pengertian tersebut saat ini sudah mengalami perkembangan, ekonomi tidak hanya berusaha untuk mempelajari bagaimana individu atau rumah tangga mengatur alokasi sumberdaya yang langka, tetapi juga bagaimana masyarakat mengorganisasi dan mengatur alokasi sumber daya nasional yang dimilikinya. Oleh karena itulah ilmu ekonomi dibagi menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro yang berarti ilmu ekonomi yang mempelajari satuan-satuan yang kecil (mikro = kecil), dan ilmu ekonomi makro yang mempelajari satuan-satuan yang besar atau satuan satuan agregat. Pada bagian ini yang akan dipelajari adalah ilmu ekonomi makro. Sedangkan ilmu ekonomi mikro akan dibahas pada bagian yang lain. C. Ilmu Ekonomi Makro Ilmu ekonomi Makro adalah studi tentang prilaku ekonomi agregat. Disini akan dibahas tentang analisa determnan-determinan perekonomian yang pokok yaitu tingkat pendapatan, tingkat harga umum, dan pertumbuhan pendapatan. Ini adalah kebalan ilmu ekonomi mikro yang menganalisa prilaku unit-unit ekonomi individu. Ekonomi makro dilain fihak berusaha melihat, melalui teleskop yang terbalik, perilaku rumah tangga individu dan perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan lebih memusatkan gambaran tersebut agar hal-hal yang kecil dan tidak esensial dapat dihilangkan. Kalau ekonomi mikro membahas tentang konsumen, maka konsumen dalam ekonomi makro adalah keseluruhan konsumen sebagai satuan agregat. Demikian pula dengan perusahaan, permintaan, penawaran, harga, dan sebagainya. Kalau titik berat penelaan ekonomi mikro adalah efisiensi, maka titik berat penelaahan ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan segala variabel yang mempengaruhi maupun dipengaruhi olehnya, seperti inflasi, konsumsi, uang, pengangguran, investasi, kebijaksanaan ekonomi pemerintah, dan sebagainya. Secara rinci pembahasan dalam ilmu ekonomi makro adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan dalam model perekonomian dua sektor, tiga sektor, dan empat sektor serta angka penggandanya.
2. Pemerintah dan tingkat pendapatan
3. Teori tentang permintaan konsumsi dari keynesian, sesudah perang dan sekarang
4. Teori Investasi
5. Keseimbangan di pasar barang
6. Uang dan tingakt pendapatan

Saturday, 18 February 2012

tradisi bersih desa

acara bersih desa atau yang kita kenal dengan sebutan NYADRAN ternyata masih dilakukan oleh Sebagian masyarakat jawa khususnya masyarat Bojonegoro bagian selatan yaitu kecamatan kedungadem dan sekitarnya sampai sekarang mereka masih melakukan adat-istiadat yang dinamakan Bersih Desa. Tradisi Bersih Desa ini dilaksanakan sekali dalam setahun, dan biasanya dilaksanakan pada waktu petani selesai melaksanakan panen padi secara serentak. Bersih Desa dilakukan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada tuhan yang telah memberikan rizki kepada masyarakat tersebut,Bagi sebagian orang jawa tradisi bersih desa harus dilakukan, apabila hal tersebut dilanggar maka akibatnya berdampak pada kehidupan mereka. kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan desa dari berbagai hal yang dirasa dapat mengganggu ketentraman hidup masyarakat. Bersih desa merupakan bagian dari tradisi jawa yang secara umum disebut selamatan (slametan). Selametan merupakan praktik sosio-religius orang jawa sebagai bentuk penjamuan kerukunan sosio-religius yang dilakukan oleh masyarakat yang berada di daerah tersebut. 

Bersih desa merupakan pesta rakyat yang dilaksanakan sebagi wujud ungkapan syukur kepada tuhan atas apa yang telah diperoleh . Ada banyak hal yang dapat dipahami dari tradisi Bersih Desa, sebagian orang jawa menyakini apabila tradisi Bersih Desa tidak di adakan, maka akan terjadi berbagai macam bala seperti musim kering yang panjang, wabah penyakit, gagal panen, banjir dan berbagai macam bentuk bencana yang lain. download makalahnya disini

Friday, 17 February 2012

TEKNIK TES DAN TEKNIK NON TES

SEBAGAI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR

 A. TEKNIK TES

 Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu dengan yang satu dengan yang lainnya. Tidak ada dua individu yang persisi sama, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Senada dengan adanya perbedaan itu, maka perlu dicptakan alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, alat pengukur itulah yang disebut tes. Dengan alat pengukur tersebut orang akan berhasil mengetahui adanya perbedan individu. Karena adanya aspek psikis yang berbeda-beda yang dapat membedakan individu dengan ndividu yang lain, maka kemudian timbul pula bermacam-macam tes.> 1. Pengertian tes Secara harfiah, kata tes berasal dari kata perancis kuno: testum dengan arti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia (maksudnya dengan menggunakan alat piring akan dapat memperoleh logam-logam mulia yang nilainya tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan tes yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes” yang artinya ujian atau percobaan. Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungn dengan uraian di atas, yaitu istilah tes, testing, tester dan teste, yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Tes adalah alat pengukur prosedur yang dapat digunakan dalam pengukuran dan penilaian. Adapun dari segi istilah menurut Anne Anastasi dalam karyanya yang berjudul Psicologocal Testing, yang dimaksud dengan tes adalah dengan alat pengukur yang mempunyai standart yang obyektif sehinga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk menngukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Adapun menurut lee j. crobach dalam buku yang berjudul Esential of Psikhologikal Testing, tes merupakan prosedur yang sistematik untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Dari devinisi-devinisi tersebut diatas kiramya dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan yang dimaksud dengan tes adalah (cara yang dapat dipergunakan)atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam pengukuran dalam rangka penguran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) atau atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh teste, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tingkah laku atau prestasi teste: nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai dengan nilai standart tetentu. 2. Fungsi tes Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes yaitu: a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. 3. Pengolongan tes Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes dilakukan. a. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan belajar peserta didik. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat perkembangan pebelajr peserta didik, tes dapat dibedakan menjadi enam golongan, yaitu : 1) Tes seleksi, 2) Tes awal 3) Tes akhir, 4) Tes diagnosis, 5) Tes formatif dan 6) Tes sumatif.
 1) Tes seleksi Tes seleksi dikenal dengan istilah Ujian saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan mahasiswa baru, dimana hasil yang digunakan untuk memeilih calon peserta didik yang tergolongg paling baik dari sekian banyak yang mengikuti tes.

2) Tes awal Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-tes. Tes jenis ini dilaksanankan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal aadalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalanya dibuat yang mudah-mudah.

 3) Tes akhir Tes akhir sering dikenal dengan istilah post tes. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah seua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai denga sebaik-baiknya oleh peserta didik.

 4) Tes diagnosisis Tes diagnosis (diagnosis Test) adalah tes yang digunakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Denggan diketahuinyajenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes diagnosis juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pernyataan “apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerma pengetahuan.

 5) Tes formatif Tes fomatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah perserta didik “telah terbentuk “ (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah di tentukan) setelah mengikuti proses pembelajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan ditengah-tengah pelajaran program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir atau dapat diselesaikan tes ini biasanya disebut dengan “Ulangan Harian”. Tindak lanjut yang perlu dilakukan dengan dengan diketahuinya hasil tes formatif adalah: a. Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru. b. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum melanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik. Tujuan dari tes formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajran.

 6) Tes sumatif Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang di laksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis semua siswa memperoleh soala yang sama. Butis-butir dalam soal ini lebih sulit dan lebih berat dari pada tes formatif. Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Ditilik dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap tes setidaknya dapat dibedakan menjadi lima diantaranya:
a. Tes intelegensi yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
 b. Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat kusus yang dimiliki oleh testee.
 c. Tes sikap, yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisprosisi atau kecenderungan seseoranng untuk melakukan suatau respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
 d. Tes kepribadian, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriyah seperti gaya bicara, cara bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan dan laian-lain.
e. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes percapaian (archievment test), yakni test yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar dapat didefinisikan sebaga cara (yang dapat dipergunakan) tau prosedur (yang dapat di tempuh) dalam rangka pengkuran dan peneilaian hasil belajar yang berbentuk tugas dan serangkaian tugas baik berupa pertanyaan atau soal yang harus dijawab.

B. TENIK NON TES
Pada pembahasan diatas telah dikemukakan bahwa kegiatan “mengukur” atau melakukan pengukuran adalah merupakan kegiatan kegiatan yang paling umum dilakukan yang mengawali kegiatan evaluasi dalam penilaian hasil belajar. Pembahasan diatas bukan merupakan satu-satunya eknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar. Sebab masih ada teknik yang lain yaitu teknik non tes. Dengan teknik ini penilaian peserta didik dapat dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), wawancara (interview), menyebarkan angket, memeriksa dokumen-dokumen. Teknik non tes ini memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik

Thursday, 16 February 2012

tujuan kode etik guru

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
 1. Menjunjung tinggi martabat profesi Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang bernagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya Kesejahteraan mencakup lahir (material) maupun batin (spiritual, emosional, dan mental). Kode etik umumnya memuat larangan-larangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya. Misalnya dalam menetapkan tariff-tarif minimum bagi honorarium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa saja yang mengadakan tariff di bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan teman seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin kode etik umumnya member petunjuk-petunjuk kepada anggotanya untuk melaksanakan profesinya.
3. Pedoman berperilaku Kode etik mengandung peraturan yang membatasi tingkah laku yang tidak pantas dan tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi dengan sesame rekan anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan pengabdian anggota profesi Kode etik berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdianya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
5. Untuk meningkatkan mutu profesi Kode etik memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
 6. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi Kode etik mewajibkan seluruh anggotanya untuk aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.>Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi serta mutu organisasi profesi.
B. penetapan kode etik
 Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan mengikat para anggotanya, lazimnya dilakukan dalam suatu kongres organisasi profesi.Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan secara perorangan, tetapi harus dilakukan oleh organisasi, sehingga orang-orang yang tidak menjadi anggota profesi tidak dapat dikenakan. Kode etik hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin ditangan profesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi tersebut bergabung dalam profesi yang bersangkutan. Jika setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis bergabung dalam suatu organisasi, maka ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran serius tyerhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
C. sanksi pelanggaran kode etik
 Seringkali Negara mencampuri urusan profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik suatu profesi tertentu dapat meningkat dan menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Dengan demikian maka aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun pidana. Sebagai contoh dalam hal ini jika seorang anggota profesi bersaing secara tidak jujur atau curang dengan sesame anggota profesinya, dan jika dianggap kecurangan itu serius, maka dituntut dipengadilan.
Pada umumnya karena kode merupakan landasan moral pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan sanksi terhadap pelanggaran kode etik adalah sanksi moral. Barang siapa melanggar kode etik, akan mendapat cela dari rekan-rekannya, sedfangkan sanksi yang dianggap terberat adalah pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi tersebut. Kesimpulan Kode etik keprofesian pada hakikatnya merupakan suatu system peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu.
Adapun maksud dan tujuan pokok diadakanya kode etik ialah untuk menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagaimana mestinya dan kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya. Pihak penerima layanan keprofesian diharapkan dapat terjamin haknya untuk memperoleh jasa pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kewajibanya untuk memberikan imbalanya, baik yang bersifat financial, maupun secara sosial, moral, kultur dan lainya. Pihak pengemban tugas pelayan keprofesian juga diharapkan terjamin martabat, wibawa, dan kredibilitas pribadi dan keprofesianya serta hak atas imbalan yang layak sesuai dengan kewajiban jasa pelayananya.
Sedangkan profesi, pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Profesional, merujuk pada penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya dan menunjuk pada orangnya.
Profesionalisasi, proses menjadikan seseorang sebagai professional melalui inservice, training, dan atau preservice training. Profesionalisme, merujuk pada derajat penampilan seseorang sebagai professional dan penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi, dan juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dank ode etik profesinya. Etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku. Kode etik guru di Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik, sistematik dalam suatu system yang utuh.
Kode etik guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap professional para anggota profesi keguruan. Tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian profesi, dan meningkatkan mutu profesi, dan mutu organisasi profesi. Penetapan kode etik tidak boleh dilakukan secara perorangan, tetapi harus dilakukan oleh organisasi yang berwenang sesuai dengan profesinya

 
Design Downloaded from Photoshop Patterns | Free Backgrounds